Jumat, 06 Maret 2009

E = M.C²; Kepemimpinan Efektif dan Implementasi Perubahan

Einstein merumuskan hukum kekekalan energi dengan E=M.C². Setiap energi adalah hasil dari massa (berat) kali kecepatan cahaya pangkat dua. Rumus ini telah mendorong terwujudnya bom atom yang meluluhlantakkan Nagasaki dan Hiroshima. Dan aplikasi dari pemahaman energi ini telah membuat dunia bergetar penuh kekhawatiran bahwa lebih dari sepertiga negara-negara telah memiliki bom atom dengan kekuatan lebih dari lima ratus kali kekuatan bom atom yang meledakkan seluruh kota Hiroshima.

Sebegitu burukkah dampak dari hukum kekekalan energi yang dirumuskan Einstein ini? Ternyata tidak. Itu sangat tergantung pada pemanfaatannya. Rumusan ini bisa digunakan untuk memastikan pembuatan reaktor nuklir yang aman dan bisa dikendalikan. Rumusan ini telah membantu menciptakan listrik dari sumber energi nuklir yang bisa membuat kapal selam tetap berada di bawah permukaan air seumur hidup, dan bisa dimanfaatkan untuk menciptakan energi bagi stasiun angkasa luar.

Rumusan sederhana namun cerdas ini ternyata tidak hanya berlaku bagi para Leader dimana pun di muka bumi ini. Terus bagaimana? Bahwa setiap leader membutuhkan energi untuk menggerakkan dirinya terus-menerus, memimpin orang-orang mencapai tujuan bersama. Energi yang dibutuhkan tidak sekedar energi dari dirinya sendiri, namun energi yang bisa membangkitkan orang lain untuk mengikuti sumber energi dari diri si pemimpin yang terpancar. Energi yang menginspirasi orang lain, yang memotivasi dan memberikan suntikan semangat pada seluruh pemangku kepentingan.

Kepemimpinan membutuhkan formula agar visi kepemimpinan yang dibawa bisa menjadi realitas bagi orang-orang yang dipimpinnya. Belajar dari Einstein, energi seorang pemimpin bisa dipancarkan dan melipatgandakan kekuatannya. Tentu saja bahwa energi seorang pemimpin saja tidak akan cukup, karena itu dibutuhkan ramuan dari bahan lain. Bahan-bahan yang bisa diramu agar bisa melipatgandakan Energy adalah Momentum dikalikan dengan Communication dan Consistency. Ini bisa sama dengan E=M.C²-nya Einstein.

E=Energy yang menularkan dan membangkitkan gairah untuk terus menghasilkan karya terbaik demi tercapainya tujuan organisasi. Untuk menghasilkan energi optimal dibutuhkan bahan M=Momentum yang harus dikenali untuk dapat melakukan identifikasi potensi dan budaya secara tepat sehingga dapat dimaksimalkan untuk menyusun konsepsi strategis dan langkah-langkah taktisnya.

Kepemimpinan yang energik harus pintar-pintar menciptakan momentum dan memanfaatkan momentum itu untuk menggerakkan seluruh sumber daya yang ada. Menggandakan potensi yang ada dan menyingkirkan kelemahan yang ada. Momentum ini adalah program yang searah dengan rencana jangka panjang dan memanfaatkan perubahan budaya organisasi.
Ramuan lain adalah C=Communication. Setiap langkah-langkah taktis yang disusun dari kebijakan strategik itu mustilah dikomunikasikan agar setiap komponen organisasi bisa berkontribusi dan menghasilkan output-output yang sesuai dengan target-targetnya. Komunikasi ini harus dihasilkan dengan prinsip-prinsip koordinasi yang baik agar setiap komponen organisasi bisa saling mengetahui tanggung jawab, wewenang, kemajuan dan hambatan yang dialaminya. Prinsip-prinsip koordinasi juga akan menyangkut pada sistematika evaluatif yang koheren bersama dengan proses berjalannya kemajuan program organisasi.

Ramuan yang tidak kalah pentingnya adalah C=Consistency. Perhatikan dan pelajari bagaimana konsistensi ini terus-menerus menjadi kendala besar. Kebijakan demi kebijakan digulirkan tetapi dilaksanakan dengan tidak konsisten. Orang-orang menjadi putus asa dan memberikan cap sebagai pimpinan plin-plan, pilih kasih atau tebang pilih! Konsistensi harus dijunjung tinggi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari etika kepemimpinan.

Bagaimana aplikasi E=M.C2 ini diorganisasi pemerintah daerah? Jelas bahwa pimpinan-pimpinan unit (jajaran dinasnya) bisa saling menduplikasi energi ini. Energi yang terpancarkan dengan bantuan momentum yang tepat, dikomunikasikan dengan baik agar bisa mendapatkan koordinasi dan dijalankan dengan konsisten akan menghasilkan semangat membangun yang luar biasa! Rakyat Anda akan lebih termotivasi, terinspirasi dan berkontribusi dengan program pembangunan yang disuarakan dengan jelas.

Kepemimpinan perlu memacu program-program. Dan ini memerlukan energi yang tidak kenal lelah, karena seringkali terdapat ketidakjelasan hasil di masa-masa tertentu. Ketidakjelasan ini berakibat munculnya godaan-godaan untuk berubah arah. Implementasi program-program kepemimpinan dilaksanakan dengan menciptakan atau memanfaatkan momentum yang tepat sehingga menghasilkan perubahan yang secara riil bisa dilihat, dirasakan dan dinikmati oleh para stake holder.

Perubahan yang terjadi dalam waktu yang terlalu lama akan tidak mencapai hasil yang efektif karena kehilangan momentum. Anggota organisasi akan jengah dengan impian demi impian. Terlalu lama impian itu terwujud. Harus ada momentum-momentum positif dari hasil-hasil meskipun kecil tetapi riil.

Tantangan besar juga dihadapi selama masa perubahan, yaitu bagaimana mengelola perubahan dengan munculnya apatisme atau kegagapan berkontribusi. Jelas, bahwa masyarakat perlu melihat adanya perubahan. Di sinilah peran penting dari komunikasi dan sikap konsistensi para pimpinan.


(LeadershipPark, Inspiration for leader, edisi XV/Januari-Februari 2008)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar