Selasa, 24 Maret 2009

Koneksi Jaringan Shared Printer antara XP dan Vista...

Anda menggunakan Vista? Tempat kerja Anda memiliki koneksi jaringan lokal/LAN? Pernahkah Anda menemukan masalah ketika ingin menghubungkan komputer Vista Anda ke printer di komputer lain yang menggunakan OS XP? Atau notebook Vista Anda tidak memiliki port untuk printer lama sementara komputer di kantor Anda yang menggunakan XP sudah terhubung langsung ke printer? Apakah pesan seperti tampilan di awal tulisan ini muncul dalam komputer/notebook Vista Anda?
Nah, tulisan berikut ini akan memberikan alternatif solusinya, bagaimana menghubungkan komputer/ notebook Vista Anda ke printer milik komputer lain yang menggunakan OS XP....


  1. Pastikan printer dan komputer tetangga yang akan dikoneksikan via LAN sudah ON dan Log-in.
  2. Di komputer/ notebook Vista Anda, klik 'logo Vista di pojok kiri bawah', kemudian klik 'Network', dan temukan 'nama komputer dan nama printer' yang ingin Anda koneksikan. Ingat-ingat, atau catat nama komputer, nama printer dan tipe printer di kertas atau notepad.
    Tips : klik kanan pada icon printer network dan klik 'properties', maka akan muncul pop-up yang memuat nama printer, nama di jaringan, port, dll.

  3. Buka 'Control Panel' dan klik pada icon 'Printer'
  4. Klik kiri pada menu bar 'Add a printer' atau klik kanan pada area kosong dan pilih 'add printer', maka akan muncul pop-up menu.

  5. Pilih opsi 'Add A Local Printer'

  6. Pilih 'Create New Port'


  7. Klik 'Next', maka akan muncul pop-up menu berupa kotak kecil sebaris dan masukkan nama komputer dan printer dengan format:
    '\\NamaKomputer\NamaPrinter' kemudian klik 'OK'


  8. Setelah itu, Anda akan dibawa pada merk-merk printer di kotak kiri dan model/tipe-tipe printer di kotak kanan. Pilihlah sesuai dengan printer yang akan dikoneksikan.

  9. Klik 'Next' dan berikan identitas printer di sistem komputer Anda (info: identitas boleh bebas diberi nama apapun)

  10. Selanjutnya Vista akan memasang driver pada sistemnya dan koneksi jaringan ke printer telah SELESAI/FINISH, dan printer siap digunakan dari komputer/ notebook Vista Anda.


Semoga berguna....

Jumat, 06 Maret 2009

E = M.C², Hukum Kepemimpinan ber-Orientasi Hasil.

Rakyat memperhatikan dan menilai apakah kepemimpinan Anda memberikan dampak kebaikan atau sebaliknya. Apakah Anda kemudian dicap sebagai pemimpin yang mampu menyejahterakan rakyatnya, atau pemimpin yang mampu menyejahterakan dirinya sendiri, atau pemimpin yang mampu menganalisa bagaimana hasil kepemimpinannya, atau pemimpin yang mampu menghadapi kebingungan memilih antara tipe kepemimpinan pertama, kedua, atau ketiga.

Kepemimpinan tanpa perubahan laksana sayur tanpa garam. Tetapi perubahan yang konsisten dilakukan adalah garam menuju kehidupan yang lebih baik. Kepemimpinan yang konsisten dengan arah perubahan demi kemaslahatan masyarakat.

Dalam melaksanakan perubahan terdapat tiga kaidah yang selalu melekat dalam proses perubahan dan harus selalu dicermati. Pertama adalah law of native. Perubahan yang dilakukan harus melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Tugas para pemimpin adalah agar segenap impian dan angan-angan yang dikemas dalam visi dapat meresap ke dalam sanubari masyarakat dan membuahkan komitmen. Komitmen ini akan tumbuh menjadi kemauan yang akan menggerakkan masyarakat.

Kaidah kedua adalah law of chaos. Sesuatu yang harus disadari bahwa dalam setiap perubahan pasti timbul kekacauan. Kita harus menerima fakta ini dan memiliki strategi yang tepat untuk mengelola kondisi tersebut. Keandalan dalam mengatasi kenyataan ini merupakan batu ujian untuk menguji kemampuan seorang pemimpin. Pada tahapan ini pula akan tersemai bibit-bibit kelompok proponen, indifferent dan oponen. Proponen adalah kelompok orang-orang yang mendukung suatu ide, misalnya perubahan, oponen adalah kaum penentang dan kelompok indifferent adalah kaum yang tidak peduli dengan perubahan.

Adalah kewajiban seorang pemimpin untuk dapat menarik oponen dan indifferent agar berubah menjadi proponen, tetapi para pemimpin jangan sampai terjebak oleh usaha persuasi berkepanjangan yang dapat menghambat implementasi perubahan. Pemimpin harus menganalisa secara cepat dan harus pula berani mengambil keputusan untuk mengikis habis para oponen jika persuasi tidak dapat memberi kontribusi apapun dalam usaha penyatuan gerak organisasi.

Berikutnya adalah law of eden. Pemimpin tentunya juga harus menyampaikan hal-hal atau manfaat apa yang akan diperoleh pengikutnya jika bergerak dan bertindak mengikuti visi, arah yang diyakini sebagai yang terbaik bagi masyarakatnya. Sebagai seorang pemimpin, ia harus “menjanjikan” namun sekaligus juga memberikan hasil yang dijanjikan. Disamping tentunya dibutuhkan keteladanan positif dari seorang pemimpin yang memiliki kompetensi dan komitmen tinggi disertai sikap antusiasme yang tinggi dengan langkah yang konsisten dan berkesinambungan. Jika hal-hal semacam itu tidak dilaksanakan dalam kelangsungan proses maka kepercayaan terhadap terwujudnya cita-cita dan terhadap pribadi pemimpin pun akan meluntur.

Merupakan tugas seorang pemimpin untuk menyampaikan visinya yang harus dikomunikasikan serta dikoordinasikan secara jelas dan gamblang kemana masyarakat akan dibawa. Sekedar dikomunikasikan saja tidaklah cukup, tetapi harus diterima dan dipahami dengan jelas. Apalagi membiarkan menebak, tentu suatu kekeliruan karena harus disampaikan secara “crystal clear” dan jika perlu secara “cascading”.
Menjadi pemimpin berarti meng-communication-kan visi dan misi untuk direalisasikan secara consisten melalui langkah-langkah yang terangkum dari rumusan formula E=M.C² atau Energy = Momentum (Consistency + Coordination).

(LeadershipPark, Inspiration for leader, edisi XV/Januari-Februari 2008)

E = M.C²; Kepemimpinan Efektif dan Implementasi Perubahan

Einstein merumuskan hukum kekekalan energi dengan E=M.C². Setiap energi adalah hasil dari massa (berat) kali kecepatan cahaya pangkat dua. Rumus ini telah mendorong terwujudnya bom atom yang meluluhlantakkan Nagasaki dan Hiroshima. Dan aplikasi dari pemahaman energi ini telah membuat dunia bergetar penuh kekhawatiran bahwa lebih dari sepertiga negara-negara telah memiliki bom atom dengan kekuatan lebih dari lima ratus kali kekuatan bom atom yang meledakkan seluruh kota Hiroshima.

Sebegitu burukkah dampak dari hukum kekekalan energi yang dirumuskan Einstein ini? Ternyata tidak. Itu sangat tergantung pada pemanfaatannya. Rumusan ini bisa digunakan untuk memastikan pembuatan reaktor nuklir yang aman dan bisa dikendalikan. Rumusan ini telah membantu menciptakan listrik dari sumber energi nuklir yang bisa membuat kapal selam tetap berada di bawah permukaan air seumur hidup, dan bisa dimanfaatkan untuk menciptakan energi bagi stasiun angkasa luar.

Rumusan sederhana namun cerdas ini ternyata tidak hanya berlaku bagi para Leader dimana pun di muka bumi ini. Terus bagaimana? Bahwa setiap leader membutuhkan energi untuk menggerakkan dirinya terus-menerus, memimpin orang-orang mencapai tujuan bersama. Energi yang dibutuhkan tidak sekedar energi dari dirinya sendiri, namun energi yang bisa membangkitkan orang lain untuk mengikuti sumber energi dari diri si pemimpin yang terpancar. Energi yang menginspirasi orang lain, yang memotivasi dan memberikan suntikan semangat pada seluruh pemangku kepentingan.

Kepemimpinan membutuhkan formula agar visi kepemimpinan yang dibawa bisa menjadi realitas bagi orang-orang yang dipimpinnya. Belajar dari Einstein, energi seorang pemimpin bisa dipancarkan dan melipatgandakan kekuatannya. Tentu saja bahwa energi seorang pemimpin saja tidak akan cukup, karena itu dibutuhkan ramuan dari bahan lain. Bahan-bahan yang bisa diramu agar bisa melipatgandakan Energy adalah Momentum dikalikan dengan Communication dan Consistency. Ini bisa sama dengan E=M.C²-nya Einstein.

E=Energy yang menularkan dan membangkitkan gairah untuk terus menghasilkan karya terbaik demi tercapainya tujuan organisasi. Untuk menghasilkan energi optimal dibutuhkan bahan M=Momentum yang harus dikenali untuk dapat melakukan identifikasi potensi dan budaya secara tepat sehingga dapat dimaksimalkan untuk menyusun konsepsi strategis dan langkah-langkah taktisnya.

Kepemimpinan yang energik harus pintar-pintar menciptakan momentum dan memanfaatkan momentum itu untuk menggerakkan seluruh sumber daya yang ada. Menggandakan potensi yang ada dan menyingkirkan kelemahan yang ada. Momentum ini adalah program yang searah dengan rencana jangka panjang dan memanfaatkan perubahan budaya organisasi.
Ramuan lain adalah C=Communication. Setiap langkah-langkah taktis yang disusun dari kebijakan strategik itu mustilah dikomunikasikan agar setiap komponen organisasi bisa berkontribusi dan menghasilkan output-output yang sesuai dengan target-targetnya. Komunikasi ini harus dihasilkan dengan prinsip-prinsip koordinasi yang baik agar setiap komponen organisasi bisa saling mengetahui tanggung jawab, wewenang, kemajuan dan hambatan yang dialaminya. Prinsip-prinsip koordinasi juga akan menyangkut pada sistematika evaluatif yang koheren bersama dengan proses berjalannya kemajuan program organisasi.

Ramuan yang tidak kalah pentingnya adalah C=Consistency. Perhatikan dan pelajari bagaimana konsistensi ini terus-menerus menjadi kendala besar. Kebijakan demi kebijakan digulirkan tetapi dilaksanakan dengan tidak konsisten. Orang-orang menjadi putus asa dan memberikan cap sebagai pimpinan plin-plan, pilih kasih atau tebang pilih! Konsistensi harus dijunjung tinggi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari etika kepemimpinan.

Bagaimana aplikasi E=M.C2 ini diorganisasi pemerintah daerah? Jelas bahwa pimpinan-pimpinan unit (jajaran dinasnya) bisa saling menduplikasi energi ini. Energi yang terpancarkan dengan bantuan momentum yang tepat, dikomunikasikan dengan baik agar bisa mendapatkan koordinasi dan dijalankan dengan konsisten akan menghasilkan semangat membangun yang luar biasa! Rakyat Anda akan lebih termotivasi, terinspirasi dan berkontribusi dengan program pembangunan yang disuarakan dengan jelas.

Kepemimpinan perlu memacu program-program. Dan ini memerlukan energi yang tidak kenal lelah, karena seringkali terdapat ketidakjelasan hasil di masa-masa tertentu. Ketidakjelasan ini berakibat munculnya godaan-godaan untuk berubah arah. Implementasi program-program kepemimpinan dilaksanakan dengan menciptakan atau memanfaatkan momentum yang tepat sehingga menghasilkan perubahan yang secara riil bisa dilihat, dirasakan dan dinikmati oleh para stake holder.

Perubahan yang terjadi dalam waktu yang terlalu lama akan tidak mencapai hasil yang efektif karena kehilangan momentum. Anggota organisasi akan jengah dengan impian demi impian. Terlalu lama impian itu terwujud. Harus ada momentum-momentum positif dari hasil-hasil meskipun kecil tetapi riil.

Tantangan besar juga dihadapi selama masa perubahan, yaitu bagaimana mengelola perubahan dengan munculnya apatisme atau kegagapan berkontribusi. Jelas, bahwa masyarakat perlu melihat adanya perubahan. Di sinilah peran penting dari komunikasi dan sikap konsistensi para pimpinan.


(LeadershipPark, Inspiration for leader, edisi XV/Januari-Februari 2008)

Senin, 02 Maret 2009

Awas!!! Akte Kelahiran Terlambat, Denda 1 juta...

Maaf, tulisan sedang dalam proses konfirmasi....

Selamat Ulang Tahun Naufal

Kemarin adalah hari ceria bagi saya dan anak saya Naufal karena kemarin adalah 1 tahun usia Naufal dan 28 tahun usia saya. Istimewanya, tanggal lahir Naufal tidak tertera di tahun 2009 ini, karena Naufal lahir di tanggal istimewa 29 Februari 2008 (pas tahun kabisat). Jadi awet muda donk si Naufal, karena ulang tahunnya 4 tahun sekali. Nah, daripada nunggu 2012, maka kita jadikan satu dengan ulang tahun ayahnya yang jatuh pada 1 Maret, jadinya ulang tahun bareng nich....

Kita bersama keluarga mengadakan acara rame-rame di Banyumili Resto. Tempatnya menarik dan ada fasilitas kolam renang, dan yang paling saya suka adalah adanya fasilitas FREE HOTSPOT (tapi sinyal blank jika pesan tempatnya di area dataran rendah). Tempat parkirnya juga cukup nyaman...